mantagibaru.com—Kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) dari China ke Indonesia belakangan ini meningkat
pesat, sehingga posisinya kini berada di urutan ke-4 teratas setelah Singapura,
Malaysia, dan Australia. China merupakan pasar utama pariwisata Indonesia. Dari
19 negara yang menjadi fokus pasar pariwisata Indonesia, China ditempatkan
sebagai fokus pasar utama selain Australia, Jepang, Korea, dan Rusia.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam
kunjungan kerja ke China selama tiga hari (11-13 Januari 2015) akan melakukan
pembicaraan bilateral dengan pejabat pariwisata China (China National Tourism
Administration/CNTA) dalam rangka mendorong peningkatan kunjungan wisatawan
kedua negara, sebagaimana telah disepakati dalam MoU sebelumnya antara
Kemenparekraf dengan CNTA. Dalam MoU tersebut antara lain kedua negara bertekad
ingin meningkatkan kunjungan wisatawan timbal balik hingga 2 juta wisatawan
pada akhir 2015.
Selain melakukan pembicaraan dengan CNTA, serta
para pelaku bisnis pariwisata dari 10 secondary cities termasuk dengan 5 top
agents pasar Indonesia yang pada kesempatan itu mengadakan pertemuan dengan
dengan 5 top agents China.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, posisi Januari
hingga November 2014 jumlah kunjungan wisman China ke Indonesia sebanyak
883.725 wisman, menempati urutan ke-4
teratas setelah wisman dari Singapura sebanyak 1,32 juta, Malaysia 1,12 juta,
dan Australia 996.032 wisman. “Kita harapkan akhir tahun 2014 kunjungan wisman
China mendekati angka 1 juta, dan kita optimis tekad untuk meraih 2 juta wisman
dari negeri ini pada akhir 2015 akan terealisasi,” kata Arief Yahya.
Arief Yahya menyambut baik upaya PT. Garuda
Indonesia,Tbk. yang menambah jalur baru maupun menambah frekuensi penerbangan
ke kota-kota besar di China yang merupakan sumber wisman. Dalam kunjungan kerja
ke China, Menpar membuka acara innaugural flight serta ikut dalam penerbangan
perdana GA Beijing-Denpasar. Acara innaugural flight Garuda Indonesia rute
Beijing-Denpasar berlangsung pada 13 Januari 2015, take off dari Beijing
International Airport pukul 05.45 waktu setempat dan akan tiba di Bandara
Ngurah Rai, Denpasar pukul 13.55 WITA.
Pada kesempatan itu Menpar bersama pimpinan Garuda
Indonesia melakukan press conference di Beijing maupun di Denpasar untuk
menjelaskan seputar perkembangan kepariwisataan di Indonesia. Secara makro kondisi pariwisata Indonesia
pada 2014 cukup cerah, untuk ini Kemenpar menetapkan target lebih tinggi
pada 2015 yakni; jumlah kunjungan wisman sebesar
10 juta atau tumbuh sekitar 7%-8%,
jumlah wisatawan nusantara (wisnus) 254 juta,
perolehan devisa sebesar US$ 12,05 miliar dan pengeluaran wisnus Rp 201,5 triliun,
serta Jumlah tenaga kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan) sebanyak 11,3
juta orang.
Arief melaporkan angka sementara capaian pariwisata
2014 antara lain; kontribusi pariwisata
terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 3,78% dari target sebesar 4,25%;
devisa yang dihasilkan oleh pariwisata sebesar US$ 10,69 miliar dari target
sebesar US$ 12 miliar, jumlah tenaga
kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan) sebanyak 11,21 juta orang atau di
atas target sebesar 8,74 juta orang, jumlah kunjungan wisman 9,3 juta sesuai
target yang ditetapkan, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 251
juta, serta daya saing pariwisata
Indonesia tahun 2013 berada di ranking 70 dunia menurut World Economic Forum
(WEF).
“Capaian
pariwisata 2014 menjadi pijakan dalam
menetapkan target 2019 yang besarnya dua kali kipat,” kata Arief, seraya menyebutkan secara makro target 2019 kontribusi
pariwisata terhadap PDB nasional akan menjadi 8%, devisa yang dihasilkan
sebesar Rp 240 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja. Selain itu target kunjungan wisman meningkat
menjadi 20 juta wisman dan wisnus naik menjadi 275 juta, serta daya saing
pariwisata Indonesia akan meningkat berada di ranking 30 besar dunia.
Dalam regulasi, pemerintah melakukan tErobosan di
antaranya dengan memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) bagi 5 negara
yakni; Australia, Jepang, Korea, China, dan Rusia yang mulai diterapkan tahun
2015. Selain itu memberikan kemudahan perizinan masuknya kapal layar (yacth) ke perairan Indonesia
dalam upaya mendorong masuknya para yachter internasional yang menjadi bagian penting dari pengembangan
wisata bahari (marine tourism) di tanah air.
Menpar berharap kunjungan wisman China ke Indonesia
tahun ini meningkat, sehingga posisinya
bila saat ini berada di urutan ke-4 akan meningkat menjadi urutan 1-2 terbesar
mengalahkan Australia, Malaysia, bahkan Singapura.
Kemenpar bersama pelaku bisnis pariwisata dan
stakeholder pariwisata lainnya tahun lalu gencar melakukan promosi ke China di
antaranya dengan menyelanggarakan pameran pariwisata di mall kota-kota besar
antara lain Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Ningbo, Hangzhou, dan Nanjing.
Melakukan promosi dengan menyelenggarakan Pekan Promosi Kuliner Indonesia,
pagelaran gamelan Indonesia pada Beijing Modern Music Festival.
Selain itu melakukan promosi media digital (online)
serta media cetak dan elektronik (televisi dan radio) serta berpartisipasi
dalam bursa pariwisata internasional di China antara lain International Travel Expo (ITE) di Hong Kong,
dan China International Tourism Mart (CITM) yang tahun lalu berlangsung di
kota Guangdong.
Wisman dari China sebagian besar memilih Bali
sebagai tujuan wisata utamanya. Bali merupakan tempat favorit berlibur mereka,
sebagaimana hasil polling ‘Beijing People's Broadcasting 2011’ Bali merupakan salah satu dari 10 tujuan
wisata dunia terfavorit masyarakat China, selain Australia, Cape Town,
Edinburgh, Hawaii, Madrid, Mesir, Air Terjun Niagara, Paris, dan Swiss.
Menurut Direktorat Analisa Pasar Internasional
Kemenpar, wisatawan China selama berlibur di Indonesia rata-rata memiliki lama
tinggal 4 hingga 5 hari dengan pengeluran sekitar US$ 100 hingga US$ 110 per
hari, sementara waktu berlibur umumnya memilih pada musim liburan panjang,
seperti hari raya Imlek, Hari Buruh, Liburan Sekolah (Juni - Juli), dan Golden
Week pada bulan Oktober.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar