OLEH
Puthut EA
Penulis
Sidang gugatan Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi |
Pak Prab, jika tidak ada aral,
siang nanti MK akan memutuskan gugatan kubu Anda. Dan jika sesuai dengan
pengalaman yang pernah terjadi, MK tidak akan mengabulkan gugatan tersebut.
Situasi mungkin membingungkan bagi Anda. Sebab
sebagian besar kenyataan politik parlementarian itu mirip ilusi. Ada sekian
puluh juta orang yang berada di belakang Anda namun ketika terjadi aksi-aksi
langsung: kosong melompong. Dukungan menjadi kompong. Dan singa asia yang
elegan seperti ompong. Soal seperti itu nanti lain waktu saya jelaskan karena
kelas Fadli Zon tidak akan sanggup menjelaskan yang agak pelik seperti ini.
Saya langsung saja memberi saran ke Anda. Saran saya
berdasarkan sinyal yang saya terima ketika Anda mengatakan bahwa MK bukan satu-satunya
jalan dan meminta ibu-ibu membuat dapur umum.
MK bukan satu-satunya jalan, itu benar. Menuju ke Roma
saja bisa ada seribu jalan, apalagi jalan politik, pasti lebih banyak lagi.
Tapi meminta ibu-ibu bikin dapur umum tanpa tujuan yang jelas, saya kira ini
masukan politik yang genit. Tidak akan ada dapur-dapur macam itu dalam konteks
politik seperti ini.
Sekarang yang perlu Anda lakukan adalah segera pulang
ke tanah air lalu mendeklarasikan Rumah Polonia sebagai Rumah Oposisi. Semua
problem yang akan didapati oleh rakyat di masa pemerintahan Jokowi-JK akan
diadvokasi dalam sebuah manajemen politik modern di Rumah Oposisi tersebut.
Insyaallah, akan berkah.
Namun jauh hari, saya harus memberi peringatan soal
hambatan-hambatan yang akan dialami oleh Rumah Oposisi.
Hambatan pertama tentu saja datang dari partai-partai
sekutu Anda di Koalisi Merah Putih. Itu tipuan semua kalau ada yang bilang akan
jadi koalisi permanen. Bohong. Setia itu hanya sebuah nama grup musik, tidak
pernah jadi laku politik. Kita sudah biasa dengan taktik tiki taka Golkar dan
kemudian akan berakhir di mana. Demokrat sih lumayan karena pimpinannya yang
penuh citra akan berusaha menjaga marwahnya. Tapi di belakang sang pemimpin,
para elitnya pasti akan bisa digosok-gosok karena tidak punya iman oposisi.
Nyaris tidak akan ada partai yang bertahan di Rumah Oposisi selain Gerindra dan
PKS. Itu pun karena PKS terpaksa. Mau mepet kekuasaan namun ditolak.
Tapi Pak Prab, jangan putus asa dulu. Kursi kekuasaan
tidak akan cukup untuk semua. Jokowi-JK tidak akan bisa menyenangkan semua
orang. Jika Rumah Oposisi benar-benar dijalankan dengan istikomah maka selain
menjalankan fungsi kontrol juga bisa menampung oposan-oposan dadakan karena
kebijakan-kebijakan tertentu dan karena tidak komanan kursi kekuasaan.
Orang-orang seperti ini jauh lebih potensial. Setidaknya lumayan punya
pengalaman sebagai oposan brawokan dan oposan kasak-kusuk. Setidaknya bisalah
kalau cuma jadi oposan brodkesan...
Setelah empat tahun berjalan, lihatlah hasilnya. Saya
yakin Rumah Oposisi akan menjadi alternatif gerakan rakyat di saat tidak ada
lagi yang kuat dan tahan lama menjadi oposan. Ambil isu-isu sumberdaya alam
yang pasti akan jadi isu penting selama 25 tahun ke depan. Dengan catatan,
perusahaan Anda dan orang-orang dekat Anda tidak punya masalah dengan isu itu.
Saya berharap ketika LSM-LSM kehabisan pendonor dan
semakin miskin sensitivitas advokatif mereka, ormas-ormas juga semakin
pragmatis, partai-partai melempem, Rumah Oposisi akan menjadi pilar penting
keadilan. Hanya memang, saya tidak tahu apakah sisi positif tersebut bisa atau
tidak dipanen dalam pencalonan Anda di bursa 2019. Satu tahun politik itu lama
sekali, apalagi empat tahun bahkan lima tahun. Tapi kalau semua dijalankan
dengan ikhlas, tanpa pamrih, istikomah dan lillahi ta'ala, mungkin akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Tuhan sudah memberi Anda banyak sekali berkah
dan rezeki. Kalau ada satu yang tidak tercapai ya wajar... Masak semua
keinginan manusia dikabulkan...
Di atas semua itu, yang paling penting adalah rasa
syukur. Maka di tahun kedua jika Rumah Oposisi sudah mantap, dirikanlah Rumah
Syukur. Tahun berikutnya dirikanlah Rumah Ikhlas.
Dan yang paling penting, segera rekrut Arman Dhani dan
Agus Mulyadi untuk membentuk Rumah Jomblo indonesia. Dhani jadi ketua, Agus
jadi sekjen, sampeyan jadi ketua dewan pembina. Insting politik saya mengatakan
bahwa jomblo bisa jadi angkatan keenam, setelah angkatan buruh-tani. Potensial
sekali. Persenjatai mereka dengan gajet canggih, internet yang banter dan pulsa.
Begitu usul saya. Semoga berguna. Saya mau sarapan
dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar