Minggu, 24 Agustus 2014

M. Yamin dan Fakultas Pertanian


OLEH Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie 

Tepat pada tanggal 30 November 1994 kita memperingati  Dies Natalis Fakultas Pertanian Unand ke-40 di mana  Mahaputra Prof. Mr. Muhammad Yamin sangat berjasa.
Salah satu jasa Yamin adalah menyebarkan Perguruan Tinggi Negeri ke luar Jawa seperti ke Sumatera dan Sulawesi. Sebelumnya, sejak zaman kolonial Belanda sekolah tinggi hanya ada di Pulau Jawa. Itulah sebabnya para pemuda pelajar banyak yang meninggalkan daerah masing-masing, menyeberang ke pulau Jawa untuk melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi.

Ketika duduk sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI dalam kabinet Ali-Wongso-Arifin pada tahun 1954, (kemudian setelah Wongsonegoro mengundurkan diri dari kabinet itu terkenal dengan nama Kabinet Ali-Arifin atau kabinet A-A), Yamin mendirikan Fakultas Pertanian di Kota Payakumbuh, yang diresmikan oleh Wakil Presiden Dr. Moh. Hatta pada 30 November 1954. Sebelumnya diresmikan pula PTPG di Kota Batusangkar yang menjadi cikal bakal IKIP Padang sekarang.
Masih segar dalam ingatan saya, Menteri-menteri yang hadir pada upacara peresmian fakultas tersebut, meski bukan bidang kementriannya. Maka tampillah Menteri P.Pdan K Moh. Yamin, Menteri Perhubungan Dr. A. K. Gani, Menteri Kesejahteraan Rakyat H. Sirajuddin Abas, Menteri Pertanian Sajarwo dan terakhir Wapres Dr. Moh. Hatta.
Sebelumnya, memberi sambutan Bupati 50 kota, H. Darwis Taram Dt. Tumanggung, Gubernur Ruslan Muljohardjo, Pejabat Dekan Faperta Marah Adin. Kemudian Menteri menetapkan Prof.Dr. Idris sebagai dekan Fakultas Pertanian pertama di Payakumbuh.
Meski lebih delapan orang yang berpidato, namun semuanya mendapat sambutan hangat dari hadirin dan masyarakat kota Payakumbuh. Para pejabat itu berpidato tanpa teks, kecuali pidato Menteri P.P&K secara resmi pakai teks selaku Menteri P. P&K.
Ketika PTPG di Kota Batusangkar diresmikan. Buya Hamka pun turut berpidato. Padahal Buya HAMKA waktu itu sebagai pegawai tinggi Kementerian Agama sempat berpantun:
Batusangkar balantai batu
Parak jua batimba jalan
Walaupun fakultas baru satu
Banyak yang akan tumbuh kemudian
“Inilah jasa Tuan Yamin,” kata HAMKA di ujung pantunnya.
Yamin yang mahal senyum, begitu mendengar pantun HAMKA tak dapat tidak ikut pula tersenyum.
Dalam pidatonya ketika meresmikan Fakultas Pertanian di Payakumbuh, Menteri Muhammad Yamin berpesan, “Kota Payakumbuh di daerah Provinsi Sumatera Barat terletak di pusat persawahan rakyat, masyhur dengan tembakaunya serta dekat dengan hutan, memang layak untuk Perguruan Tinggi Pertanian. Inilah Fakultas Pertanian ketiga di Indonesia setelah Bogor dan Yogyakarta atas kerjasama dan mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian.
Para mahasiswa supaya belajar sungguh-sungguh. Ikutilah semua kuliah dengan tertib. Negara dan bangsa menunggu tenaga dan pikiranmu yang telah mendapat pendidikan universitas, dan seterusnya. Kemudian Wakil Presiden Moh. Hatta menyampaikan butir-butir nasihatnya, dan Ibu Rahmi Hatta melakukan pengguntingan pita.
Kini dalam usianya yang ke-40 Fakultas Pertanian Payakumbuh yang telah menjadi Faperta Unand itu telah menghasilkan sarjana pertanian sejumlah 2290 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan berbagai bidang dan sektor, baik pemerintah maupun swasta.
Sesuai dengan harapan almarhum Prof. Muhammad Yamin yang jadi Menteri PP dan K Republik Indonesia 40 tahun yang lalu dengan kata kunci Wapres Moh Hatta antara lain berseru “Wahai pemuda, engkaulah pahlawan dalam hatiku. Setelah Proklamasi kemerdekaan kita pada 17 Agustus 1945, engkau adalah pahlawan dalam mengisi kemerdekaan ini. Pahlawan pembangunan yang siap dengan senjata ilmu pengetahuan”. demikian Bung Hatta.
Saya lihat tepuk tangan serempak dari para mahasiswa baru Fakultas Pertanian Payakumbuh seperti M. Ridha Malik, Syahrial Idris, Yusaf Rahman, Sofyan Asnawi, Yusuf, dan lain-lain, yang kini sebagian berhasil menderetkan titel dua atau tiga di pangkal dan ujung namanya.

Dirgahayu Fakultas Pertanian Universitas Andalas.* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...