Minggu, 08 Juni 2014

Mewakili Indonesia, Koreografer Ali Sukri Akan Tampil di Amerika

Proses latihan The Inside karya Ali Sukri
Kreativitas dunia seni pertunjukan Sumatera Barat tak pernah mati. Buktinya, pada Jumat (31/6/2014) lalu, drama tari Garak Nagari Perempuan sukses ditampilkan di Nagari Pasia Talang, Sungai Pagu, Solok Selatan, dengan melibatkan ratusan orang pendukung disaksikan ribuan penonton dengan koreografer Susas Rita Loravianti.
Menurut, Raudha Thaib, inilah pertunjukan yang cukup fenomenal sepuluh tahun terakhir  yang digelar di Sumatera Barat. Karya tari ini mengantarkan penciptanya meraih gelar doktor pencipta tari pertama di Sumatera Barat, dan keempat di Indonesia.

Kini, Ali Sukri, koreografer muda asal Sumatera Barat, mewakili Indonesia akan tampil di American Dance Festival (ADF) yang digelar di Kota Durham dan Duke University, North Carolina, USA. Festival tari bertaraf internasional yang digelar pada musim panas ini dilangsungkan sejak 12 Juni hingga 26 Juli 2014.
“Saya berangkat ke Amerika 10 Juni. Saya terpilih dari ratusan peserta yang diseleksi panitia ADF. Posisi saya mewakili Indonesia, juga Sumatera Barat. Karya yang saya bawakan berjudul The Inside yang akan dipentaskan pada 25 Juli di Durham,” kata Ali Sukri Minggu, (8/6/2014) di Padangpanjang.     
Menurut Ali Sukri, yang juga pengajar Jurusan Tari di ISI Padangpanjang itu, sebelum pertunjukan, ia memilih mahasiswa penari di AS untuk dilibatkan dalam proses kreatifnya.
“Teknologi sangat memungkinkan saya berkomunikasi dengan mereka. Panitia ADF menyediakan 500 orang penari. Kita tinggal pilih. Materi dan konsep pertunjukan The Inside sudah saya kirimkan, termasuk musik yang digarap Elizar Koto. Sementara tak ada masalah yang ditemui. Saya hanya sendirian ke AS,” jelas Ali Sukri.
Dalam garapan koreografi The Inside ini, Ali Sukri tetap konsisten mensenyawakan karya konteporernya dengan kekayaan seni tradisi Minang, seperti seni ulu ambek, silek kumango.
“Bisis seni tradisi Minang itu tak mungkin saya tinggalkan. Itu inspirasi dalam proses kreatif saya,” terangnya.
American Dance Festival merupakan iven tari yang telah digelar sejak 1934. ADF termasuk festival seni tertua di AS. ADF didirikan, antara lain koreografer Martha Graham, Doris Humphrey, dan Charles Weidman di kota Bennington, Vermont.
Menurut The New York Times, ADF salah satu festival seni tari yang menjadi magnet bagi seniman tari muda dari seluruh dunia. ADF memainkan peran penting dalam seni tari kontemporer saat ini. 
DF juga melibatkan lembaga dan perusahaan seni ternama, seperti Performing Arts Center di Durham, Reynolds Industries Theater di Duke, Sarah P. Duke Gardens dan Nasher Museum of Art.
Kota Durham merupakan sebuah komunitas yang berwarna-warni, kreatif, dan tempat berkembangnya kewirausahaan serta salah satu tempat terbaik di dunia.
Ali Sukri merupakan di Pariaman, 28 Oktober 1978, merupakan salah seorang koreografer muda asal Sumatra Barat. Alumni SMKI pada 1997 ini pertama  kali menggarap lomba tari kreasi tari tunggal se-Kota Padang, dan memenangkan juara pertama.
Ali Sukri lulus S-1 STSI tahun 2002,  dan mengajar di almamaternya di STSI Padangpanjang sambil tetap aktif membuat karya. Pada 2008 Ali Sukri menamatkan program pascasarjana di ISI Surakarta.
Karya tari yang pernah dihasilkannya Puisi Tubuh (2009), Jamuran (2008), Inkarnasi dan Termakan Kata (2007), Pintu (2006), Pengantin Ombak dan Batu (2005).
“Saya akan tampilkan karya terbaik saya di AS kendati pemerintah daerah di Sumatera Barat tak mengapresiasi karya saya, saya tetap akan jaga nama baik Sumatera Barat  dan Indonesia,” kata Ali Sukri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...