Rabu, 02 April 2014

Butir-butir Implementasi ABS-SBK dan Penjelasannya

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
A.  Bidang sosial
a)     Sistem kekerabatan (individu, keluarga batih, keluarga kaum)
b)     Sistem kemasyarakatan (suku, nagari, kelarasan)
c)      Lembaga/institusi/organisasi.
d)     Norma-norma dan sistem
e)     Sistem hubungan – interaksi sosial
f)       Hak dan kewajiban.

Butir
  1. Menjalankan kehidupan kemasyarakatan sesuai dengan norma dan ajaran adat Minangkabau yang sejalan dengan nilai dan ajaran Islam.
Penjelasan
·         Saling memberikan kepercayaan (pitaruah tak baunyikan)
·         Menegakkan kejujuran (sakali lancuang ka ujian saumua iduik urang tak picayo)
·         Suka berbuat baik dan berterima kasih (babuek bayiak padoi-padoi, babuek buruak sakali jangan)
·         Suka tolong menolong dan memberi maaf (ka bukik samo mandaki, ka lurah samo manurun)
·         Mencegah segala pengaruh negatif dari gaya dan pola hidup yang bertentangan dengan aqidah (jalan dialiah urang lalu, cupak diasak urang panggaleh)
  1. Menghormati dan bekerjasama dengan pemeluk agama lain sebatas kehidupan sosial untuk membina kehidupan kemasyarakatan yang lebih aman, adil dan Sejahtera.
Penjelasan
·         Bekerjasama dalam bidang sosial dengan siapa saja selain dalam bidang aqidah (ka bukik samo mandaki ka lurah samo manurun).
·         Bekerjasama dalam bidang sosial tanpa merendahkan marwah, harga diri atau mengaburkan identitas ke Minangkabauan
·    Bekerjasama dengan siapa saja dalam upaya membina dan mengembangkan keamanan dan keadilan serta meningkatkan kesejahteraan dan martabat kemanusiaan (tagak bakampuang manjago kampuang, tagak banagari manjago nagari).
  1. Tidak memaksakan suatu ajaran agama atau kepercayaan kepada agama dan kepercayaan lain.
Penjelasan
·    Tidak boleh menjelekkan, memperolok-olokan atau memutarbalikkan ajaran dan  ketuhanan suatu agama yang dapat menyinggung perasaan dan keyakinan seseorang atau kelompok masyarakat (tanah sabingkah lah bapunyo, rumpuik sahalai lah bauntuak, malu nan alun kababagi).
·       Tidak ikut merayakan hari-hari besar agama yang tidak sesuai dengan aqidah masing-masing pemeluk.

·    Menolak segala bentuk usaha dan kegiatan (aktivitas) sosial yang bertujuan untuk memasukkan atau mengembangkan agama, ideologi atau kepercayaan lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...