OLEH DARMAN MOENIR
Satu
TEMA Menyoal Kebermutuan Karya
Sastra Sumatera Barat membingungkan. Apalagi, lebih khusus, judul Mutu
Karya Sastra Sumatera Barat 30 Tahun Terakhir.
Adakah karya sastra Sumatera Barat? Saya
lebih tertarik menyebut karya sastra Indonesia, ditulis dalam bahasa
Indonesia, oleh sastrawan yang berasal dari Sumatera Barat atau
Minangkabau. Sumatera Barat jadi risalah ketata-negaraan, dan
Minangkabau adalah masalah etnik(al). Chairil Anwar adalah penyair besar
dan penting Indonesia biarpun dia berasal dari Taeh Baruah,
Payokumbuah. Begitu juga Abdoel Moeis, novelis modern sastra Indonesia,
lahir di Sungai Pua, Agam.
Pula, menulis dengan tema itu tidak
memungkinkan saya tidak menyebut diri sendiri. Saya sejak awal, sejak
berusia 18 tahun, memang terlibat dan melibatkan diri dalam dunia
sastra, menulis beberapa puisi, cerpen, cerita anak, novel, esai dan
kritik sastra, bahkan mengerjakan terjemahan (dari bahasa Inggris ke
dalam bahasa Indonesia). Menilai diri sendiri saya hindari benar sejak
dulu. Itu narsisisme! Itu perbuatan memalukan, sering jadi bahan
tertawaan.
Ini makalah yang dibawakab Darman Moenir dalam Dialog Sastra di Taman Budaya Sumbar (Kamis, 10 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar